Penghuni Rumah

 


Penghuni Rumah 




Oleh: Es Setyowati

Rumah itu kembali kosong ditinggal penghuninya begitu saja, tidak  berpamitan kepada tetangga kanan kiri. Seperti, dia datang tidak di undang dan pulang juga tidak pamitan, mirip-mirip kisah jailangkung. Duh serem banget!


Pemilik rumah itu berdomisili jauh di luar pulau dan kunci rumahnya dipasrahkan pada  orang kepercayaannya dan dia tinggal tidak jauh dari rumah tersebut. Jadi rumah itu di kontrakkan dan wajar saja kalau yang  namanya kontrakan penghuninya datang silih berganti.


Yang tidak wajar menurut sudut pandangku adalah  perilaku penghuninya itu yang hampir sama, selalu bermasalah. Dari pemilik pertama sebelum dijual, rumah itu ditempati pemiliknya sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu  rumah tangganya  dihempas badai karena kasus perselingkuhan. Kemudian rumah itu dijual  dan oleh pemiliknya di kontrakkan.


Sederet kisah panjang penghuni rumah tersebut selalu bermasalah  seperti terhubung benang merah yang selalu  bercorak sama dengan penghuni sebelumnya. Kalau penghuni pertama yang selingkuh adalah suaminya maka penghuni kedua, anaknya yang sudah berkeluarga  yang terlibat perselingkuhan. Selingkuhannya  pernah  dibawa ke rumah dan tentu saja  saja membuat warga berang. Penghuni ketiga,  istrinya yang berselingkuh.


Penghuni berikutnya terlilit hutang sampai ditagih ke rumahnya. Karena tidak  dibukakan pintunya penagih itu sampai mengedor pintu pagar yang  menimbulkan suara berisik.  Hal itu tentu  mengganggu ketenangan warga sekitar. Ada lagi yang  mempunyai sifat sombong sekali sehingga dia tidak bisa hidup bermasyarakat dengan baik.  Pernah juga di huni oleh keluarga yang bermasalah dengan mentalnya. Kalau dia lagi marah, perabot rumah tangga dibuangi keluar dan kalau sudah reda marahnya diambili lagi barang -barang yang dibuang itu. Aneh bukan?


 Ada juga yang bilang rumah itu sudah penuh dengan energi negatif yang dipancarkan oleh orang -orang yang menempati sebelumnya. Terlepas dari permasalahan itu semua, kiranya bisa ditarik garis lurus bahwa  dalam menjalani hidup tentu ada banyak permasalahan. Jalan keluarnya kita harus bisa mengelola emosi, meluruhkan ego , saling menghargai, menghormati. 


Ada yang bilang rumah tersebut membawa sial, tapi apa benar ada rumah yang bisa membawa sial. Bukankah rumah itu benda mati? Kenapa mesti rumahnya yang disalahkan? Atau memang kebetulan yang menghuni rumah tersebut  mudah terpengaruh dengan hal-hal yang kurang baik.


Agar terhindar dari hal yang kurang baik  kita bisa menciptakan ikatan yang kuat dengan Sang Pencipta. Hubungan baik dengan Sang Pencipta akan menciptakan hati yang bening sehingga seberat apa pun drama kehidupan bisa dilerai dengan hati yang tenang.

210724



#30DJ#30DJ7#30DJ7Day21C4




  





Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang