Fiksi Fantasi_Seandainya Pohon Bisa Bicara_
Seandainya Pohon Bisa Bicara
Oleh: Es Setyowatie
“San, coba lihat pohon mangga di tikungan jalan itu, berbuah lebat dan kelihatan sudah tua,” ucap Joko
Hasan menoleh ke arah pohon mangga itu dan kepalanya mengangguk.
Tiba-tiba dari arah yang berlawanan datang dua anak langsung melempari buah mangga dengan batu. Beberapa buah mangga berjatuhan terkena lemparan batu. Kemudian kedua anak itu memunguti mangga yang jatuh lalu dibawanya pergi. Hasan dan Joko memperhatikan kedua anak itu meninggalkan pohon mangga yang telah dilempari dengan batu tanpa rasa bersalah.
“Jok, udara panas sekali , ayo kita berteduh di bawah pohon mangga tersebut sambil minum es ini,’’ ajak Hasan.
“Ayo,” jawab Joko.
Mereka berjalan menuju pohon mangga lalu berteduh di bawahnya dan memang sangat teduh. Kemudian mereka duduk sambil minum es dan merasakan sejuknya demilir angin yang menyapa dedaunan membuat nyaman suasana.
Tiba-tiba mereka berdua mendengar tangisan.
“Jok, Apakah kamu dengar orang menangis?” tanya Hasan.
“Iya,” sahut Joko, “bulu kudukku merinding.”
“Mungkinkah siang yang terang benderang ada setan. Bukankah, setan adanya sore menjelang magrib dan malam hari?”
Dalam kondisi bingung tiba- tiba pohon mangga yang dipakai untuk berteduh bersuara,” Aku yang menangis, diriku kesakitan dilempari batu oleh anak tadi. Rantingku terluka dan sangat perih sekali. Padahal kalau meminta baik-baik pasti aku memberinya. Meskipun mereka menyakiti aku masih membalas dengan kebaikan, hu hu hu,’’
Joko dan Hasan saling menatap penuh keheranan.
“Jadi kamu bisa bicara, ... ?”
“Iya,” kata pohon mangga.
Mereka masih saling menatap lagi sampai melongo.
“Kalau begitu meskipun, terlambat kami berdua izin untuk berteduh dan bersandar di batangmu.”
“Silakan, karena kalian berdua baik dan sopan maka aku akan memberikan hadiah berupa buah mangga pada kalian. Merapatlah kalian berdua dekat pada batang pohon agar aman. Aku akan menggoyangkan rantingku dengan bantuan angin maka buah yang telah tua akan jatuh.”
Selang berada detik setelah mereka merapat ke pohon mangga, buah mangga berjatuhan.
Joko dan Hasan mengambil buah-buah yang jatuh dan tidak lupa mengucapkan terima kasih.
Comments
Post a Comment