Sekeping Kisah Di Bulan Mei day 21, day23,day 23

 Besar Pasak Dari Pada Tiang





Oleh:Es setyowatie


Aku menghitung  uangku yang kutaruh di dalam dompet. Betapa aku terkesiap mendapati jumlahnya lebih kecil dari pengeluaran uang bulanan.  Waduh, bagaimana ini ? Kemana aku harus mencari tambahan untuk menutup kekurangannya.


Tiba-tiba bel berbunyi diiringi dengan suara paket. Diulangi lagi suara yang sama, paket ...! Segera bergegas  menuju pintu pagar untuk mengcek, benarkah yang datang itu kurir.  Setelah sampai depan pagar ,itu memang benar kurir. Dia berdiri dan membawa  bungkusan hitam. 


Dia menyapa," Pagi Mbak! Mbak Nadia?"


Aku mengangguk kemudian menerima paket tersebut dan  kuserahkan uang padanya sebab jenis paketnya COD.

Setelah aku cek barang yang terkirim adalah benar sesuai dengan yang kupesan yakni sebuah  sepatu  untuk jogging dengan promo beli satu dapat satu.


Aku mencentang daftar belanja online sebagai tanda kalau barang sudah kuterima. Ternyata masih ada 8 barang yang belum aku terima. Wah, aku cukup terkejut karena belanja  onlineku  terlalu banyak. Tanpa sadar aku telah menekan keranjang kuning saat  berselancar diaplikasi tik tok.


Aku tergiur dengan tawaran yang menarik dan harga yang terjangkau. Tapi aku lupa meskipun harga  terjangkau kalau jumlahnya banyak bisa membuat dompetku jebol.

Pantas saja perhitunganku habis sebelum akhir bulan. Mau minta kiriman lagi tentu  malu sekali. Lain kali aku mesti memperhitungkan kondisi keuanganku.  mencari pekerjaan tambahan usai jam kuliah agar bisa menutupi kekurangan keuangan adalah jalan ninja yang kutempuh. 


Lain kali aku mesti bisa mengendalikan jariku tidak asal menekan keranjang kuning.  Harus bisa belajar mengelola keuangan agar  tidak besar pasak dari pada tiang.


#meinulis#meinulisHari21#keranjangkuning#writingchallange


๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’


Tetangga Yang Julid.





Oleh:Es Setyowatie


Tetangga adalah saudaraku terdekat bila ada sesuatu yang terjadi diluar kehendak, mereka  adalah orang pertama yang akan menolong bila kena musibah.

Ingin aku menjalin persahabatan agar selalu dekat namun, belakangan aku mengetaui bahwa sebelah rumahku adalah seorang yang julid 


Bukan aku tidak mau lagi bersahabat denganmu namun aku khawatir  tidak bisa menjaga sikap.

Jadi aku menjaga jarak agar hubungan kita tetap baik karena bagaimanapun engkaulah orang yang pertama tahu  kalau aku kena musibah. Mungkin engkau juga yang akan memberi tahu keluargaku yang berada jauh di ujung sana bila aku tak berdaya.


Aku pun mesti menguatkan hati dan menebalkan telinga jika kamu membicarakan atau berkomentar negatif tentangku.  Itu semua kulakukan karena untuk menjaga hubungan baik antar tetangga.

Namun jika sikapmu berlebihan telah mencapai ambang batas aku pun tak segan untuk berbicara padamu bahwa apa yang kamu perbuat membuat aku tidak nyaman. Hal ini mesti kulakukan agar engkau tahu bahwa aku bukan  sasaran yang  empuk untuk ulah julidmu.


Meskipun aku bersikap seperti itu, saat kamu selalu berlaku julid padaku tapi percayalh aku tidak akan membalas perbuatan julidmu. Sebab ketika aku membalasnya tidak ada bedanya antara aku dan kamu. Aku berharap semoga perilaku julid yang melekat akan bisa hilang darimu, karena tidak ada gunanya jika itu terus terjadi bahkan bisa merugikan dirimu sendiri


#meinulis#meinulisHari22

๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’๐Ÿ’


Terjebak Ketidakpastian 


Oleh: Essetyowatie


"Silvi, bagaimana kabarmu?" tanyaku 


"Oh, kamu Wati?"


"Iya, masak kamu lupa Sivi, kita kan satu SMA bahkan satu kelas dan satu jurusan," kata Wati


Wati mengulurkan tangannya untuk menjabat Silvi dan dia pun  membalasnya, mereka saling berjabat tangan.


"Silvi sekarang kamu makin keren saja dan penampilanmu sangat menunjang karir yang telah kau bangun dan  terlihat sempurna."


"Apalagi kalau lihat media sosialmu selalu kebanjiran pemirsa ribuan  like, komentar -komentar bersliweran. Kamu benar-benar  telah sukses. Aku selalu ngikuti media sosialmu."


 "Kemarin kamu upload tentang mobil mewah dan tentu saja masuk dalam kriteria ukuran  kesuksesan di zaman sekarang.

Kamu benar  hebat Sivi dan sangat beruntung mulai dulu sampai sekarang."


"Sewaktu masih SMA  juara satu selalu jadi langgananmu, disukai banyak teman  dan apalah aku kalu dibandingkan denganmu terlalu jauh bagaikan bumi dan langit. Sedang aku hanya begini saja, sederhana pola hidupku jauh dari ketenaran dunia maya."


"Aku sebenarnya  juga selalu mengikuti perubahan hanya saja perubahan itu aku sesuaikan dengan budget yang ada dan sebagian aku tabung untuk jaga- jaga di masa depan."


"Cobalah Sivi cerita sama aku bagaimana kamu bisa tampak berhasil dan sukses," pintaku

"Sivi hanya tersenyum saja sambil melirik jam di pergelangan tangannya. Maaf ya Wati hari ini aku ngak bisa cerita soalnya aku ada meeting mendadak mungkin lain kali ya," kataku pada Wati.


Seandainya kamu tahu yang sebenarnya,Wati, semua yang kumiliki adalah kepalsuan. Mobil mewahku bukan hasil kerja kerasku melainkan  hasil dari menjual tanah warisan. Aku sudah terlanjur dipandang mewah dan berkecupan sehingga aku merasa tidak nyaman dalam kondisi yang biasa saja.  Kalau aku boleh junur akupun akan mengakhiri pansos ini. Aku telah lelah dan terjebak dalam ketidakpastian.


#meinulis#meinulisHari23#Pansos#Menulistemakhusus#penulisinstagram


Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang