SANDAL (1)

 SANDAL 





Oleh: E S Setyowatie 


"Besok jadi lebaran, Ra. Informasi yang aku dengar dari  hasil sidang isbat bahwa hilal sudah bisa terlihat," kataku pada Rara. Kulihat Rara membulatkan matanya kemudian  mimik wajahnya terlihat sedih.


"Mengapa  kamu sedih, Ra? Bukankah lebaran selalu di tunggu!"  tanyaku pada Rara

Rara adalah anak berusia 10 tahun. Ayahnya telah meninggal. Sehingga  anak perempuan itu hanya tinggal  bersama ibunya.


"Iya, aku sedih karena  ndak punya sandal.  Sandal satu-satunya  telah rusak," jawabnya dengan bersedih hati.


"Mumpung masih ada waktu kan bisa beli, Ra. Ayo aku antar!"


"Ibuku ndak  punya uang untuk membeli. Kemarin duitnya ibu hilang saat belanja di pasar."


"Ra, apakah kamu tidak punya tabungan?"


" Ada, tapi kalau dipakai beli sandal  nanti aku ngak bisa beli peralatan sekolah. Bukuku sudah habis. Kata ibuku harus berhemat dan  beli yang lebih penting dulu."


"Baik, Ra tunggulah di sini! Aku pulang dulu!"


Sementara itu  Anak perempuan yang masih duduk di SD berusaha memperbaiki  sandalnya yang telah rusak. Ia berusaha semaksimal mungkin agar sandalnya bisa dipakai, minimal untuk salat Idulfitri. Nah ternyata sandalnya tak bisa diperbaiki maka sedihlah Rara.


##


Segera aku beranjak pulang dan maksud kepulanganku ingin membuka celengan. Uangnya akan kuberikan pada Rara agar bisa membeli sandal. Agar Rara besoknya bisa salat Idulfitri.


Saat aku memecah celengan ibu bertanya padaku ,"Mengapa celengannya di pecah?"

 Aku terperanjat  mendengar pertanyaan ibu. Kemudian tiba-tiba  banyak pertanyaan yang muncul dalam pikirannku. "Apakkah Ibu akan marah , bila uang celenganku akan kuberikan pada Rara, sahabatku. Apakah ibu akan mengizinkan atau melarang. Aku takut ibu tidak mengizinkan. Apakah aku berbohong saja pada ibu. Namun, aku ingat nasehat  bu guru  tidak boleh berbohong kepada orang tua dan bisa mendapatkan dosa.  Duh, aku bingung. Namun, akhirnya aku memilih jujur untuk menjawab pertanyaannya karena aku takut durhaka kepada ibu.


"Uangnya mau aku berikan pada Rara, sahabatku.untuk membeli sandal. Dia tidak mempunyai sandal  karena sandal satu satunya yang dimiliki sudah rusak dan tidak mempunyai  uang juga. Aku kasihan padanya, Ibu.Bolehkah aku membantunya?" Kemudian aku diam menunggu jawaban dari ibu. Hatiku penuh khawatir bagaimana jika ibu tidak mengizinkan.

Gresik, 25-04-2024


Bersambung







 













Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang