Versi Terbaik untuk Naskahku

 Dua naskah yang menurutku terbaik dalam event bersama @ km. aksaraa, kelak naskah ini akan dijadikan buku antologi bersama penulis dan admin yang hebat.



Penulis. :Es Setyowatie


  ,


Pic: "Almarhumah ibuk

Semua senyum itu indah dan melegakan hati seindah pelangi yang bersinar setelah rinai. Hati yang galau kembali ceria,  pikiran yang ruwet perlahan lurus.


Semua orang bisa tersenyum tetapi senyum yang paling tulus itu dari hati seorang ibu, tidak sedikit pun terbersit pamrih melainkan keikhlasan  bagai sang surya menyinari dunia.


Ibu merupakan tempat kembali dalam keadaan suka dan duka , dikala suka ibu menitikkan air mata dengan senyum  bahagia dan disaat duka ibu menitikkan air mata sebagai simpati untuk merangkul dan merasakan duka itu lalu memberi kekuatan. 


Tiada orang sekuat ibu yang mampu membela putra putrinya  untuk sebuah kebaikan dalam hidupnya.


Tiada orang yang mau berkorban untuk putra putrinya, meskipun harus bertaruh nyawa. 

Siapa dia? 

Beliau adalah Ibu, hidup sepenuhnya untuk kebaikan putra putrinya. 


Lantunan zikir  untuk mendekatkan diri pada-Nya setiap saat semata mata untuk mendoakan anak-anaknya agar terhindar dari mara bahaya, selalau dalam pengawasannya, dijadikan mulia disisi hamba-hambanya di dunia dan kelak mulia juga di sisi Tuhannya


Pengorbanan ibu tiada duanya,  rela memberikan ASI 2,5 tahun demi kesehatan buah hatinya.


Wahai Ibu rasanya aku tidak dapat membalas semua kebaikan dan perjuangan yang telah engkau torehkan untuk hidupku. Seisi dunia pun  tidak akan sepadan bila ditukar dengan perjuangan ibu, kasih sayang ibu yang tulus untukku.


Ibu,  ada tempat spesial dihatiku yang tidak bisa digeser oleh siapa pun,  bahkan ketika kita terpisahkan oleh jasad.  Ada ikatan yang tidak pernah putus  meskipun kita berbeda alam. 


Ibu terimalah persembahan doaku yang kulangitkan sepanjang napasku semoga mendapatkan tempat yang lapang di sisi-Nya

Sepanjang hayat masih dikandung badan doa selalu kulangitkan untuk Ibu. Al-Fatikah ....

Selamat  Hari Ibu untuk almarhum Ibuku,  Dinem

Gresik,  22-12-2023



DUSTAMU JUGA DUSTAKU


Dokumen pribadi : sebagai pemanis 

Penulis : Endang Setyowati


Kita dulu pernah menenun benang bersama,  meskipun tidak sampai selesai karena hempasan angin telah mengubah arahmu juga arahku. Hingga detak-detik waktu terkumpul menjadi  hari, minggu, bulan dan tahun kemudian terhimpun dalam puluhan tahun. Rentang jarak yang panjang  harusnya menghapus jejak-jejak.

“Apakah dirimu tahu?” 

Kalau nyatanya jejak itu masih terekam kuat dalam ruang hati tuannya. 

Hingga sinar rembulan menghapus  buram menjadi terang. 


Sebuah pertemuan yang tak terduga berhasil membuka cerita lama.

Semua masih sama seperti puluhan tahun yang lalu. Pembedanya kau telah berdua aku pun demikian juga


Gelombang elektromagnetik begitu saja terhubung sangat halus. Getar-getar rindu menghangatkan kalbu. Aku tahu dan kamu juga tahu. 


 ”Apa kabar sekian lama tak jumpa?” dia bertanya padaku

“Adalah kebaikan yang senantiasa menyertai. Kuharap dirimu juga demikian,” jawabku

Kita sama -sama melempar senyum pada binar mata. Hingga sebuah sinyal yang kau lempar bisa tertangkap olehku. 


Jantungku berdegub kencang, air mataku mengumpul di sudut mata, kutahan.

Namun apa daya  derai air mata tak bisa kubendung. 

Kau berdusta jika tidak ada rasa lagi,  karena tatap sinar matamu menyembunyikannya dan bisa kulihat dengan jelas. Aku pun berdusta jika tidak ada rasa, kau bisa membaca lewat tatapan mataku


Netra kita berkaca-kaca membendung sebuah hasrat yang tidak boleh tersentuh.

 Ada dinding tinggi nan tebal, ada janji sakral.

Akhirnya jalan berbeda kita lalui lagi  dengan sama- sama menyimpan dusta. 

Sebenarnya kita masih saling cinta.


Gresik, 6 Desember 2023


Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang