Hilang

 Hilang



Penulis : Endang Setyowatie 

Seperti biasa saat pagi hari membuka pintu rumah  kucing yang kupelihara sebanyak enam ekor sudah menunggu di depan pintu meminta makan. Memang aku selalu memberi makan pagi-pagi agar mereka bisa  duduk tenang tidak mengeong terus. Jumlahnya ada enam  satu induk dengan empat anak-anak kucing yang masih kecil kira-kira berumur 2,5 bulan dan satu kucing jantan.  


Namun pagi itu hanya satu kucing yang ada yaitu induk kucing kuberi nama “Murpy “ sedangkan yang lainnya tidak kelihatan. 

Murpy mengikuti aku sambil mengeong, “meong,  meong,  meong. “ dari nadanya mengeong ia memanggil anak -anak nya. 

Aku pun memanggilnya anaknya dengan. sebutan kucil,“Kucil...  kucil ... , kucil ....”Namun satu pun tidak ada yang datang. 

***

Hari semakin siang,  dan kegiatan rutin pagi sudah selesai tetapi  kucing jantan dan ke empat kucing kecil tidak datang juga.  Murpy sudah gelisah dengan mengeong kesana kemari ditempat biasa ia bermain bersama-sama anaknya. 

 Murpy induk yang baik,  ia pandai menangkap tikus  atau burung (ditempatku masih banyak burung liar) dan setiap mendapat mangsa selalu diberikan anak-anaknya.  Kucil kucil itu berwarna belang telon dua dan warna putih kombinasi orang 2. Mereka sangat lucu kalau main. 

Aku mencarinya beroutar dari gang ke gang namun tidak kutemuakan. “Aduh kemana lagi harus kucari! Mungkin nanti siang juga pulang pikirkan,” aku bermonolog.  Secara tidak sengaja tetangga ku melintas dan aku bertanya padanya. 

“Maaf,Bu Daniel! Apakah  ibu melihat kucing kecilku dan kucing besar? 

“Maaf  tidak melihat yang kecil hanya saja saja dikebun pisang itu ada  kucing mati,” jawabnya

Aku terperanjat mendengarnya. 

“Terima. Kasih infonya, Bu Daniel. “

Segera kumelangkah menuju kebun pisang yang di maksud. 

Hatiku deg,kucing besarku telah mati. 

Sedih melihatnya, apalagi ia kucing yang baik badannya gemuk dan pandai berburu.  Aku tidak tega melihatnya dan akhirnya  aku minta tolong untuk menguburkan kucing besarku. Aku merasa kehilangan meskipun aku tahu bahwa yang berjiwa akhienya aian mati juga bila sudah waktunya. 

***







Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang