Puisi dan Cermin

 Rasa Sayang

Penulis: Es Setyowatie 

Aku duduk di teras sambil menyeruput teh hangat aroma melati.  Rasa hangatnya menyentuh  sesak dada yang perlahan mulai terasa ringan. Senyum tipisku  berkembang sedikit demi sedikit mulai menelisik betapa mudahnya sebuah hati berubah haluan. 

Hanya saja hati ini selalu bertanya,  apa yang menyebabkan dirimu berubah haluan. Engkau bilang akan menjadikan aku bidadari untuk menghiasi hari-harimu.  Engkau bilang akan menjadikan aku sebagai pelabuhan terakhir dan mengukir kehidupan bersama. Hatiku berbunga-bunga waktu itu dan kupu-kupu berterbangan di jiwaku

Akan tetapi setiap pertemuan engkau bercerita tentang bunga bunga lain yang mekar, terlihat indah dan membuat aku tidak mengerti padahal aku adalah bunga terindahmu. Perlahan bunga terindahmu dibakar api cemburu  dan memilih mundur tetapi engkau membiarkan  kelopak bunganya berjatuhan menyentuh embun-embun di tanah. 

Seandainya saja engkau mengejarku dan menanyakan padaku sedikit saja tentu aku akan bercerita  bahwa engkaulah satu satunya yang mengisi ruang hatiku.

Aku kembali menarik napas panjang  untuk memberi ruang pada oksigen agar masuk dalam paru-paruku. Sehingga kewarasanku  kembali bugar dan bisa menata kembali hidup setelah porak poranda seluruh impianku.  

Gresik,  03-12-2022



Kidung malam


Kesunyian menyapa diri

Dengkur napas  terdengar bersautan

Melebur bersama dengan nyayian burung malam

Sunyi,  sepi,  menghiasi  heningnya malam


Lampu lampu padam

Jiwa jiwa tertidur dalam lelap

Melepas semua beban yang ada

Membersihkan diri dari semua luka


Menggelar sajadah dihamparan bentala

Menundukkan diri pada Zat Yang Sempurna

Menguraikan simpul. -simpul ikatan yang ruwet

Menumpahkan sesak dada yang mendera


Senyum teduh memoles wajah

Kala jiwa bersatu dengan  Tuhan

Menyuarakan doa di sujud sajadah

Menggema mengetuk lapisan langit


Tuhan tidak pernah tidur

Zat sempurna dengan segala Maha

Tahu semua beban yang dibawa umatnya

Mendekat kepada-Nya untuk jawaban se mi ua problema. 


Dini hari, 23 Juli 2022


Sebuah uisi dan cerpen saya gabung memjadi datu imtuk enulis di blopuisi dengan titimangsa bulan juli dan cermin di bulan desember. 


Comments

Popular posts from this blog

Reading Slump

Parenting Memahami Anak Usia Dini

Sehat ala Rasolullah Bisa Hidup Tenang