Mu gkinkah Purnama Yang Pudar Bersinar Kembali
#Janji_kita
Mungkinkah Purnama Yang Pudar Bersinar Kembali
Penulis :Essetyowatie
#Janji_kita
Purnama Yang Pudar Bisakah Bersinar Kembali
Penulis :Essetyowatie
Taman di tepi jalan itu kelihatan asri. Kupu-kupu dengan gembiranya beterbangan dari satu bunga ke bunga lainnya. Mereka berkejaran mencari sari-sari bunga. Angin pun seirama menggerakkan dedaunan juga menyebarkan serbuk sari bunga -bunga itu. Warna -warni bunga seperti pelangi yang muncul setelah turun hujan.
Wanda menyaksikan keindahan sore itu duduk di bawah pohon flamboyan menyaksikan indahnya taman. Senyum mengembang di paras wajahnya yang ayu. Terbayang apa yang akan yerjadi nanti bila sang pujaan datang. Sudah puluhan purnama sang kekasih pergi mengadu nasib ke negeri sebrang demi masa depan. Kabar yang diterima, katanya sore ini akan datang menemuinya di taman bunga tepi jalan. Taman itu juga menjadi saksi kepergian kekasihnya merantau dan berjanji akan datang kembali untuk mewujudkan angan yang telah disepakati.
Dengan setianya Wanda menunggu di taman itu, berkali kali menengok jam di tangannya. Detik demi detik berlalu yang ditunggu juga belum datang.Ia mulai gusar duduk tidak tenang berdiri juga tidak nyaman.
”Mungkin sebentar lagi akan datang,” ucapnya dalam hati. Namun, hingga senja akan berakhir belum menunjukkan tanda bahwa pujaan hatinya akan datang. Dengan rasa kecewa ia meninggalkan taman yang penuh kenangan.
Baru saja Wanda mau beranjak meninggalkan tempat duduknya seseorang memanggilnya,”Wanda !” Deg, jantung Wanda bergetar, ia sangat familiar dengan suara itu. Bukankah itu suara kekasih hatinya, Bayu. Benar saja saat ia menengok dilihatnya seseorang dengan baju warna biru berdiri tidak jauh darinya. Keduanya mendekat saling melempar senyum.Namun, wanda menangkap sinyal kalau senyum bayu seperti ditahan dan tidak tulus.
“Apakah kamu baik baik saja, Bayu?” tanya Wanda
“Seperti yang kau lihat, aku baik -baik saja. Kedatanganku ke sini tentunya sudah bisa kaubaca kalau aku menepati janjiku,” jawab Bayu.
“Aku mengerti tentang itu. Akan tetapi sekian purnama kita LDR hanya mengandalkan teknologi untuk saling berkabar. Kupikir pertemuan ini akan membuatmu bahagia tetapi, nyatanya kau tidak bahagia terpancar dari raut wajahmu.”
Bayu tersenyum tipis, ia menghirup napas panjang untuk menenangkan dadanya yang bergemuruh menahan riak-riak gelombang di hati
“Wanda memang sangat peka, itu yang aku suka. Tetapi, sekarang aku benar-benar dihadapkan dengan pilihan sulit untuk menentukan pilihan satu di antara dua. Wanda kekasihku yang setia dan peka atau Nurani perempuan yang telah menolongku saat sulit di perantauan,” kata batin Bayu.
Selanjutnya Bayu mendekat meraih tangan Wanda dan berkata,” Kamu benar Wanda hatiku memang lagi tidak tenang. Aku dihadapkan pada pilihan yang sulit. Tapi percayalah aku masih seperti yang dulu, dan aku akan menepati janjiku padamu untuk menjadikan teman hidupku. Namun, ada sedikit ganjalan di hati.”
“Apakah ganjalan itu?” tanyaku
“Aku akan menjawab tapi, berjanjilah jangan marah ya.”
“Baik, Aku tidak akan marah, memangnya apa terlihat aku suka marah? bukankah selama ini kau mengenalku seorang yang periang? Kenapa tiba-tiba kau tanyakan itu!”
“Saat ini aku dihadapkan pada dua pilihan.Di sini aku sudah punya dirimu dan perjalanan di rantau telah mempertemukan aku dengan Nurani. Berawal dari bertemu dengan orang tuanya dan mengajakku bekerja sama. Dari situlah aku diperkenalkan Nurani oleh bapaknya sekaligus bosku . Beliau menjodohkan aku dengannya juga kehidupan duniawi yang serba lebih. Aku sudah menerangkan kalau telah mempunyai kekasih tetapi mereka tak perduli karena katanya,” aku bisa menikah lebih dari satu atau berpoligami.” Nurani tidak berkeberatan , sekarang bagaimana denganmu?”
Napas Wanda sesak seketika dan amarahnya terasa sudah di ubun-ubun siap meledak.
Tetapi, tadi sudah berjanji dengan Bayu tidak akan marah, segenap jiwanya bisa mereda marah akan tetapi, air mata tidak bisa dibohongi.
Dengan hati yang kecewa Wanda berusaha berpikir jernih
Baik Bayu,” Hidup itu sebuah pilihan dan tentunya pilihan ada sebuah konsekuensi atas pilihan itu.”
Sambil menahan pilu Wanda meneruskan percakapan dengan Bayu
“Kalau kamu memutuskan untuk berpoligami dan teman perempuanmu ,Nurani mau menerima putusan itu adalah keberuntunganmu. Tapi sangat disayangkan aku tidak bisa menerima keputusanmu.”
Sekali lagi wanda menaeik napas panjang menahan amarah Aku belum siap kalau calon pasanganku akan berpoligami, dan aku juga punya hak untuk memutuskan jalan hidupku.
“Kalau pilihanmu sudah kau tetapkan aku tidak bisa berbuat apa- apa walaupun, aku masih sangat menyayangimu,” kata Wanda dengan air mata yang sudah membasahi pipinya
“Jangan begitu, Wanda! Jangan kau sudutkan aku!” Aku berat untuk memutuskan.
“Sudahlah , rasanya pertemuan ini kita akhiri saja aku pamit dulu.” Wanda melangkah dengan berurai air mata meninggalkan Bayu.
“Wanda,tunggu!”
Grsk, 13 Agustus 2022
Mohon krisannya
Comments
Post a Comment